Rabu, 03 September 2014

Harry Potter KW



Bekas Luka
Edisi Harry Potter KW
Oleh : Nuril Islam

Tahun pelajaran baru kembali di mulai. Semua murid kembali ke sekolah sihir, Hogwarts begitu pun dengan Harry Potter dan kedua sahabatnya, Hermione Granger dan Ron Weasley. Bersama mereka bertiga masuk ke dalam asrama mereka.
“Kalian tahu, liburan musim dingin kemarin Fred dan George membuat penemuan yang fantastis. Permen karet pengubah wajah.” kata Ron membuka percakapan.
“Yah, aku sangat percaya tentang hal itu. Tidak ada yang bisa mengalahkan mereka berdua.” Satu senyum terlukis di wajah Hermione. Diikuti oleh Harry.
Tiba-tiba Harry merasa pelipis kanannya terbakar. Harry menyentuh bekas luka yang berbentuk sambaran petir di pelipis kanannya.
“Ah!” Pekik Harry.
Hermione dan Ron menatap Harry panik. Mereka tahu, jika rasa sakit yang tiba-tiba terjadi pada Harry itu bukanlah pertanda baik.
“Kau baik-baik saja Harry?” tanya Hermione cemas.
“Katakan sesuatu kawan.” ucap Ron. Ikut cemas.
“Tolong, bawa aku pergi dari sini.” pinta Harry pada dua sahabatnya.
Tanpa ba-bi-bu Hermione dan Ron membawa Harry pergi dari asrama Gryffindor. Menyusuri lorong-lorong yang gelap. Pelipis kanan Harry semakin terasa sakit. Ron menengok kanan kiri, mengamati sekeliling. Mungkin saja ada penjaga sekolah sedang berkeliling. Bisa bahaya kalau sampai penjaga itu menemukan mereka bertiga berkeliaran di luar asrama.
“Ke mana kita harus membawa Harry, Hermione?” tanya Ron. Suaranya ditelan bekunya dinding-dinding yang berdiri kokoh di depan mereka.
“Bawa aku ke aula. Sekarang !” pinta Harry. Ia masih memegangi pelipisnya yang terasa panas bahkan semakin membakar dirinya.
Lima menit kemudian, mereka bertiga telah sampai di aula. Di sana, murid-murid dari Slytherin, Hufflepuff, Ravenclaw dan Gryffindor berkumpul. Sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Makan, membaca daily prophet, mencoba mantra baru dan lainnya. Hermione mencari tempat kosong untuk mereka bertiga.
“Duduklah, Harry.” Hermione menggeserkan kursi untuk Harry.
“Terima kasih, Hermione.” Jawab Harry pendek.
“Kau ingin sesuatu Harry?” tanya Ron.
Harry mengangguk dan meminta beberapa jenis makanan dan minum pada Ron. Ron
sedikit terkejut dengan permintaan Harry. Tidak biasanya sahabatnya itu memesan makanan sangat banyak.
“Baiklah, Harry. Segera pesananmu akan datang. Ehem ehem.” Ron mengambil ancang-ancang untuk mengucapkan mantra.
“Kau yakin Ron? bukan seekor laba-laba kan yang akan kau hidangkan untuk Harry?” tanya Hermione.
“Tenang saja Hermione. Aku sudah berlatih sangat keras untuk hal ini.” jawab Ron percaya diri.
Kemudian Ron mengayunkan tongkat tuanya di udara sambil terbata mengucapkan sebuah mantra dan …
Dua tiga piring makanan dan piala berisi jus labu bermunculan di atas meja. Ron tersenyum bangga menunjukkan mantra yang berhasil dilakukannya. Menatap Hermione dengan tajam.
“Ya, itu hanya kebetulan saja.” jawab Hermione malas. Harry tidak memperdulikan dua sahabatnya yang memulai pertengkaran harian mereka. Harry tidak sabar untuk menghabiskan makanan yang terlihat menggodanya. Lahap Harry menghabiskan makanan itu. Harry benar-benar merasakan lapar yang terpuncak dalam hidupnya.
“Harry, kau merasa baikan sekarang?” tanya Hermione. Harry meletakkan piring terakhir di atas meja. Meminum jus labunya dalam sekali teguk.
“Aku rasa begitu.” jawab Harry santai.
“Kenapa tiba-tiba keningmu sakit? apakah… dia-yang-namanya-tidak-boleh-disebut sedang melakukan sesuatu? atau mungkin kau-tahu-siapa berada di sekitar kita sekarang?” Ron melirik kanan kiri.
“Aku rasa tidak.” jawab Harry santai.
“Lalu kenapa keningmu sakit?” tanya Hermione memburu.
“Aku hanya…merasa lapar. Saat di rumah aku belum sempat makan. Paman Vernon tidak mengizinkanku untuk menginjak dapur dan menyentuh makanan. Semalaman aku dikurungnya di kamar. Bisa kalian bayangkan bagaimana tersiksanya aku? Tidak makan, tidak minum. Apalagi mandi. Dasar Dudley tukang ngadu.”
Hah, APAAA?!
Hermione dan Ron saling bertatapan mata. Benarkah apa yang baru saja mereka dengar? Bekas luka itu…karena Harry merasa lapar? bukan karena merasakan keberadaan Lord Voldemort???
[ * ]
Kudus, 30 Agustus 2014

3 komentar: