Pengganggu
Kecil
Aku heran
padamu. Kau, gadis kecil yang sebenarnya cukup manis tapi kenapa kau sangat
menyebalkan?!!!
Kau selalu
saja jahil dan mengganggu teman-temanmu. Seperti sekarang. Rico yang sedang
belajar membaca kau ganggu juga.
Aku berusaha
memintamu untuk pergi. Menjauh. Agar Rico, temanmu bisa membaca. Tapi kau hanya
tersenyum penuh arti. Aku hanya geleng kepala. Apa sih maumu?
Kau, seenaknya
mengikuti ucapanku dan Rico membaca deretan kata bahkan beberapa kali kau iseng
mengucapkan kata yang salah. Membuat Rico ikut salah juga. Kau, benar-benar
penjebak kecil!
Pikiran gila
tentang sikapmu tiba-tiba muncul. Mungkin kau memang sengaja mengganggu
teman-temanmu. Kau yang belum bisa seperti mereka, ingin agar mereka juga sama
tidak bisa sepertimu. Supaya kau punya teman. Supaya kau tidak sendirian dalam
ketidak bisaanmu itu. Hmm, mungkinkah ini benar?
Di balik
keceriaan, kejahilan dan sifat mengganggumu itu aku melihat sesuatu yang lain.
Sesuatu yang kau sembunyikan di matamu. Entah aku yang memang perasa atau kau
memang sangat pintar menyembunyikannya.
Aku melihat
kesedihan dan kesepian di mata kecilmu. Kau hanya ingin diperhatikan. Karena
itulah kau selalu mengganggu. Agar semua orang memperhatikanmu.
Melihat wajah
polosmu aku teringat seseorang. Seseorang dengan wajah polos sepertimu. Bedanya
dia tidak jahil sepertimu. Dia lebih pendiam. Tenang. Sunyi. Bahkan kau tidak
akan tahu apa yang dirasakan olehnya. Karena dia selalu menyembunyikan
perasaannya.
Ketika
menangis, kau akan bingung. Itu air mata kesedihan atau justru air mata yang
mewakili kebahagiaannya.
Ketika
tersenyum, kau akan bimbang. Apakah dia tersenyum karena bahagia atau karena rasa
sakit yang dia rasakan.
Kukatakan
sekali lagi. Kau tidak akan tahu. Tapi aku lain. Aku sangat mengenalnya. Jangan
bertanya bagaimana aku mengenalnya. Mungkin ini adalah keberuntungan yang
diberikan Tuhan padaku. Mengenal dia dan menceritakan sedikit kisahnya padamu.
Hingga saat ini
pun aku masih belajar darinya. Tentang kehidupannya yang rumit dan menyesakkan.
Meski begitu, dia gadis yang kuat. Meski dia lemah, dia tidak pantang menyerah.
Tirulah dia.
Meski kalian berdua berbeda setidaknya kau bisa menjadi
seseorang yang
lebih baik. Tidak harus sama dengannya. Jika kau melakukan itu sama saja kau
menjadi bayangannya. Ambil saja sifat baiknya. Tiru dan terapkan dalam
keseharianmu. Aku yakin kau pasti akan heran dengan perubahan dalam dirimu
nanti.
Be better
person itu menyenangkan. Tidak percaya? Tentu saja kau tidak percaya. Kau saja
belum mencoba. Cobalah.
Tidak. Aku
tidak memaksa. Untuk apa? Tidak ada untungnya juga kan? Aku hanya ingin
membantu. Semua terserah padamu. Silakan pilih.
Kudus, 31 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar