Rabu, 12 November 2014

Fiksi : Pengganggu Kecil


Pengganggu Kecil

Aku heran padamu. Kau, gadis kecil yang sebenarnya cukup manis tapi kenapa kau sangat menyebalkan?!!!
Kau selalu saja jahil dan mengganggu teman-temanmu. Seperti sekarang. Rico yang sedang belajar membaca kau ganggu juga.
Aku berusaha memintamu untuk pergi. Menjauh. Agar Rico, temanmu bisa membaca. Tapi kau hanya tersenyum penuh arti. Aku hanya geleng kepala. Apa sih maumu?
Kau, seenaknya mengikuti ucapanku dan Rico membaca deretan kata bahkan beberapa kali kau iseng mengucapkan kata yang salah. Membuat Rico ikut salah juga. Kau, benar-benar penjebak kecil!
Pikiran gila tentang sikapmu tiba-tiba muncul. Mungkin kau memang sengaja mengganggu teman-temanmu. Kau yang belum bisa seperti mereka, ingin agar mereka juga sama tidak bisa sepertimu. Supaya kau punya teman. Supaya kau tidak sendirian dalam ketidak bisaanmu itu. Hmm, mungkinkah ini benar?
Di balik keceriaan, kejahilan dan sifat mengganggumu itu aku melihat sesuatu yang lain. Sesuatu yang kau sembunyikan di matamu. Entah aku yang memang perasa atau kau memang sangat pintar menyembunyikannya.
Aku melihat kesedihan dan kesepian di mata kecilmu. Kau hanya ingin diperhatikan. Karena itulah kau selalu mengganggu. Agar semua orang memperhatikanmu.
Melihat wajah polosmu aku teringat seseorang. Seseorang dengan wajah polos sepertimu. Bedanya dia tidak jahil sepertimu. Dia lebih pendiam. Tenang. Sunyi. Bahkan kau tidak akan tahu apa yang dirasakan olehnya. Karena dia selalu menyembunyikan perasaannya.
Ketika menangis, kau akan bingung. Itu air mata kesedihan atau justru air mata yang mewakili kebahagiaannya.
Ketika tersenyum, kau akan bimbang. Apakah dia tersenyum karena bahagia atau karena rasa sakit yang dia rasakan.
Kukatakan sekali lagi. Kau tidak akan tahu. Tapi aku lain. Aku sangat mengenalnya. Jangan bertanya bagaimana aku mengenalnya. Mungkin ini adalah keberuntungan yang diberikan Tuhan padaku. Mengenal dia dan menceritakan sedikit kisahnya padamu.
Hingga saat ini pun aku masih belajar darinya. Tentang kehidupannya yang rumit dan menyesakkan. Meski begitu, dia gadis yang kuat. Meski dia lemah, dia tidak pantang menyerah.
Tirulah dia. Meski kalian berdua berbeda setidaknya kau bisa menjadi
seseorang yang lebih baik. Tidak harus sama dengannya. Jika kau melakukan itu sama saja kau menjadi bayangannya. Ambil saja sifat baiknya. Tiru dan terapkan dalam keseharianmu. Aku yakin kau pasti akan heran dengan perubahan dalam dirimu nanti.
Be better person itu menyenangkan. Tidak percaya? Tentu saja kau tidak percaya. Kau saja belum mencoba. Cobalah.
Tidak. Aku tidak memaksa. Untuk apa? Tidak ada untungnya juga kan? Aku hanya ingin membantu. Semua terserah padamu. Silakan pilih.

Kudus, 31 Oktober 2014

  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar