Minggu, 17 Agustus 2014

Cerita Anak : Kaktus Istimewa


Kaktus Istimewa
Oleh : Nuril Islam

Matahari bersinar sangat terang sekali pagi ini. Bunga-bunga, kumbang, kupu-kupu terlihat bahagia namun tidak dengan kaktus. Wajahnya terlihat murung. Melihat itu bunga mawar mendekati kaktus.
“Kaktus, kenapa kamu murung sekali pagi ini?” tanya bunga mawar penasaran.
“Mawar, aku sedih. Kenapa aku tidak seperti tanaman yang lain. Tidak seperti kamu yang mempunyai kelopak bunga yang indah dan semua binatang mau dekat denganmu sedangkan aku…tidak ada yang mau mendekat padaku, mawar. Mereka takut tertancap duri-duri yang menutupi tubuhku,” ucap kaktus.
“Jangan berkata begitu kaktus. Aku juga punya duri. Lihatlah, batang tubuhku penuh dengan duri-duri tajam.” kata mawar menyemangati.
“Tapi mawar, aku tetap berbeda. Aku tidak istimewa sepertimu,” kilah kaktus. Wajahnya semakin sedih.
“Kamu tahu kaktus kenapa tubuhku penuh dengan duri-duri ini?” tanya mawar. Membuyarkan lamunan kaktus.
Kaktus menggeleng, “aku tidak tahu mawar.”
“Duri-duri ini melindungiku dari binatang yang ingin merusak kelopak bungaku,” jawab mawar.
Kaktus mengangguk mengerti. Namun kaktus masih merasa ada yang mengganjal di hatinya.
“Setiap tanaman pasti memiliki keistimewaan masing-masing begitu pun denganmu kaktus. Suatu hari nanti kamu pasti akan mengerti apa yang menjadikanmu istimewa,” jawab mawar lagi.
Mawar pun meninggalkan kaktus sendiri. Kaktus terus memikirkan perkataan mawar.
“Apa yang istimewa dariku?” pertanyaan itu yang selalu ada di dalam benaknya.
Hari demi hari pun berganti. Taman bunga itu semakin ramai. Serangga, bunga-bunga, kupu-kupu saling tertawa bersama. Bernyanyi di bawah langit biru yang cerah. Hanya kaktus yang tidak ikut menikmatinya. Ia masih murung dan merasa dirinya itu tidak istimewa.
“Hah, andai aku seperti mereka. Seperti bunga-bunga yang indah itu. Pasti aku bahagia,” ucap kaktus pada dirinya sendiri. Kaktus menatap kosong kawan-kawannya dari kejauhan.
Musim panas pun tiba. Udara berubah menjadi panas. Sungai-sungai mulai kering. Banyak binatang yang kesulitan mendapatkan air. Tanaman dan bunga-bunga satu persatu mati.
“Mawar, apa yang terjadi padamu? kenapa tubuhmu layu?” tanya kaktus cemas.
“Kaktus, aku layu karena beberapa hari ini tidak ada air yang menyiram batang tubuhku,” jawab mawar dengan suara lemah.
“Tapi kenapa aku tidak layu sepertimu mawar? Ah, aku memang tanaman yang aneh,” jawab kaktus. Merendahkan dirinya sendiri.
“Kamu bukan tanaman yang aneh kaktus. Lapisan lilin pada tubuhmu yang berfungi untuk menghambat pengeluaran air secara berlebihan membuatmu bisa hidup lebih lama tanpa air,” jawab mawar.
Kaktus tertegun. Benarkah apa yang dikatakan mawar?
“Aku ingin menolongmu mawar. Tapi aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.”
“Kamu pasti tahu kaktus. Pikirkanlah.”
Lama kaktus berpikir. Yang dia butuhkan adalah air untuk mawar agar mawar kembali segar. Dari mana kaktus akan mendapatkan air itu? batin kaktus. Kaktus ingat. Dia memiliki akar yang panjang untuk mencari air. Ya benar. Tanpa pikir panjang kaktus menancapkan akar-akarnya ke dalam tanah. Mencari sumber air untuk mawar, kawannya.
Hingga dua jam kaktus belum menemukan sumber air. Kaktus tidak menyerah, dia terus mencari. Menancapkan akar-akarnya lebih dalam.
“Ah ketemu,” jawab kaktus riang. Sigap kaktus menghisap air-air itu dan mengumpulkannya hingga banyak. Kaktus tidak hanya memberikan air itu untuk mawar tapi juga untuk bunga dan tanaman lain yang hampir mati. Mereka sangat senang dengan air pemberian kaktus.
“Terima kasih kaktus. Kamu baik sekali,” ucap bunga aster.
Kaktus tersenyum bahagia karena dia bisa menolong mawar dan bunga-bunga yang
lain. Kini kaktus sadar bahwa berbeda itu menyenangkan. Dia tidak perlu menjadi bunga atau tanaman lain untuk menjadi istimewa. Kaktus bersyukur terlahir sebagai tanaman yang berbeda karena dengan perbedaan itulah kaktus menjadi istimewa.
[*]
Kudus, 17 Agustus 2014
Pesan : Bersyukur dengan apa yang telah dianugerahkan Tuhan. Setiap makhluk ciptaan-Nya pasti memiliki kelebihan dan keistimewaan masing-masing dan untuk menjadi istimewa cukup dengan menjadi diri sendiri.

1 komentar: