Kamis, 14 Agustus 2014

Hijab Stories






#HijabStories “Maafkan Aku”

 
“Banyak orang di luar Islam yang kagum dan tertarik kepada Islam karena kemurnian ajaran ketuhanannya, keautentikan dan rasionalitas Al Quran, sifat nabi Muhammad, menjauhi alkohol, memakan makanan halal, memakai pakaian yang menutup aurat, zakat, sholat dan lain sebagainya, yang kesemuanya itu tidak berhenti hanya pada tataran pengetahuan saja namun yang terlebih penting adalah pelaksanaannya.” ― Nailal Fahmi

Di sebuah  perjalanan menuju sudut kota itu, berjajaran bangunan emporium klasik yang indah menghipnotis pandangan. Sebut saja, Jhon, Karin, Samuel berdiri bergelantungan di atas tram berwarna kuning. Tidak terlalu berdesakan, namun bangku sudah terisi penuh, sehingga mereka bertiga berdiri. Karin agak sedikit menjauh, dan Samuel dan Jhon berdekatan dan saling berdiskusi.
Jhon adalah seseorang yang telah lama bergelut dalam jurnalistik maupun dunia start up media, mungkin karena kejenuhannya hingga ia akhirnya memilih jalan lain dalam balutan spiritual. Ia dapatkan ketentraman itu dalam islam, perubahan hidupnya membuat orang-orang di sekitarnya acapkali mengerutkan dahi, mungkin berkata “Kenapa jadi seperti itu”.
Sedang Samuel adalah seorang profesional muda yang bergerak di bidang bisnis multimedia. Pemuda katolik itu telah lama menjadi sahabat Jhon, namun ia sangat tahu apa yang telah di jalani Jhon. Dan tentu Samuel juga paham kenapa dua temannya itu yang dulu bersama-sama belajar di bawah naungan yayasan katolik berubah hidupnya. Hingga Tak hanya Jhon, Karin juga jatuh cinta dengan islam.
Karin, seorang wanita cantik berdarah eurosia adalah seorang model cantik yang luar biasa kecantikannya. Dengan postur tubuh yang aduhai, kulit yang putih, mata yang indah serta rambut hitam pekat yang membuat nyanar mata, dan tinggi semampainya wanita itu, sempurna. Bahkan ia akan terlihat cantik tanpa make up, menjadi biasa-biasa saja pun itu terlihat cantik, dan balutan kostum model yang sering ia kenakan, serta glamornya style yang menjadi ciri kasnya, membuatnya tepat disebut wanita metropolis.
“Masha Allah, bagaimana ini bisa terjadi? Harusnya aku kenakan juga gloves panjang itu dan terusan lengan – bukan yang pendek!” Terdengar suara wanita yang heboh. Para penumpang tram juga menolehkan pandangan, mengarahkan matanya pada sosok wanita yang terlihat heboh itu.
Samuel dan Jhon juga menolehkan pandangannya. Dan ternyata, suara itu adalah suara Karin. Ia terlihat sibuk dengan rapalannya. Terlihat ada masalah pada sahabatnya itu. Samuel dan Jhon lantas mendekati Karin yang tengah sibuk dan terlihat berceracau terhadap lengannya sendiri.
“Hei, nona ada apa? Manyun – manyun dan buat heboh sendiri” sahut Samuel.
“Iya, kenapa kamu …” sahut Jhon juga.
“Entah bagaimana aku menebus kesalahan ini kepada Allah. Saat aku bergelantungan di tram ini, lengan kananku tersingkap, dan aku merasa berdosa. Aku takut Allah murka padaku, saat lengan ini harusnya tak tersingkap dan terlihat oleh orang di sekelilingku. Aku kira penutup wajahku (niqab) ini sudah cukup membuatku aman, namun aku lalai saat aku lupa memaka gloves panjang terusan di lengan, aku hanya kenakan yang pendek.
Ya, Allah. Bagaimana aku Engkau maafkan? Aku tidak ingin berkhianat akan janjiku untuk menyudahi kejahiliyahanku, Ya Rabb.” karin berceracau seperti itu, matanya terlihat basah. Dari balik hijab dan niqabnya matanya berbicara penyesalan lewat tetesan air matanya.
“Hei, Jhon! Kau tahu? Dia dulu adalah seorang super model, kan?” Sahut Samuel, dan Jhon terdiam sambil menganggukkan kepala.
Jhon berucap pelan saja, “Ya Rabb, Engkaulah alasan semua kehidupan ini. Engkaulah penjelasan atas semua kehidupan ini. Perasaan itu datang dariMu. Semua perasaan itu juga akan kembali kepadaMu. Kami hanya menerima titipan. Dan semua itu ada sungguh karenaMu… Katakanlah wahai semua pencinta di dunia. Katakanlah ikrar cinta itu hanya karenaNya. Katakanlah semua kehidupan itu hanya karena Allah. Katakanlah semua getar-rasa itu hanya karena Allah.”
…………………………
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Imam Muslim)

Saya nggak mau jilbaban! Jilbaban itu kuno | “Lha, itu zaman flinstones, lebih kuno lagi, nggak pake jilbab” Tapi kan itu hal kecil,
kenapa jilbaban harus dipermasalahin?! | “Yang besar2 itu semua awalnya dari perkara kecil yang diremehkan”
Yang penting kan hatinya baik, bukan lihat dari jilbabnya, fisiknya! | “trus ngapain salonan tiap minggu? make-upan? itu kan fisik? Dan Islam meyakini bahwa iman itu bukan hanya perkara hati, namun juga ditunjukkan dalam fisik atau amalan lahiriyah. Hati pun cerminan dari lahiriyah. Jika lahiriyah rusak, maka demikianlah hatinya”
Jilbaban belum tentu baik | “Betul, yang jilbaban aja belum tentu baik, apalagi yang … (isi sendiri)”
Saya kemarin lihat ada yang jilbaban mencuri! | “So what? yang nggak jilbaban juga banyak yang mencuri, gak korelasi kali”
Artinya lebih baik jilbabin hati dulu, buat hati baik! | “Yup, ciri hati yang baik adalah jilbabin kepala dan tutup aurat”
Kalo jilbaban masih maksiat gimana? dosa kan? | “Kalo nggak jilbaban dan maksiat dosanya malah dua . Malah nggak jilbaban itu dosa besar. ″
Jilbaban itu buat aku nggak bebas! | “Oh, berarti lipstick, sanggul, dan ke salon itu membebaskan ya?”
Aku nggak mau dibilang fanatik dan ekstrimis! | “Nah, sekarang kau sudah fanatik pada sekuler dan ekstrim tidak mau taat”
Kalo aku pake jilbab, nggak ada yang mau sama aku!? | “Banyak yang jilbaban dan mereka nikah kok”
Kalo calon suamiku gak suka gimana? | “Berarti dia tak layak, bila didepanmu dia tak taat Allah, siapa menjamin dibelakangmu dia jujur? Dan ingatlah al khobitsaatu lil khobitsiin, perempuan rusak ditakdirkan dengan lelaki yang sama. Demikian sebaliknya.”
Susah cari kerja kalo pake jilbab! | “Lalu enggan taat pada perintah Allah demi kerja? emang yang kasih rizki siapa sih? Bos atau Allah? Dan asalnya wanita itu berdiam di rumah: wa qorna fii buyutikunna (menetaplah kalian di rumah-rumah kalian)”
Ngapa sih agama cuma diliat dari jilbab dan jilbab? | “Sama aja kayak sekulerisme melihat wanita hanya dari paras dan lekuk tubuh”
Aku nggak mau diperbudak pakaian arab! | “Ini simbol ketaatan pada Allah, justru orang arab dulu (di zaman jahiliyah) gak pake jilbab. Syari’at jilbab ini untuk seluruh wanita, bukan hanya Arab sebagaimana ditegaskan dalam surat Al Ahzab ayat 59: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”.”
Jilbab cuma akal-akalan lelaki menindas wanita | “Perasaan yang ngadain miss universe laki2 deh, yang larang jilbab di prancis juga alaki-laki″
Aku nggak mau dikendalikan orang tentang apa yang harus aku pake! | “Sayangnya sudah begitu, tv, majalah, sinetron, kendalikan fashionmu”
Jilbab kan bikin panas, pusing, ketombean | “Jutaan orang pake jilbab, nggak ada keluhan begitu, mitos aja”
Apa nanti kata orang kalo aku pake jilbab?! | “Katanya tadi jadi diri sendiri, nggak peduli kata orang laen…”
Jilbab kan nggak gaul?! | “Lha mbak ini mau gaul atau mau menaati Allah?”
Aku belum pengalaman pake jilbab! | “Pake jilbab itu kayak nikah, pengalaman tidak diperlukan, keyakinan akan nyusul”
Aku belum siap pake jilbab | “Kematian juga nggak akan tanya kamu siap atau belum dear”
Mamaku bilang jangan terlalu fanatik! | “Bilang ke mama dengan lembut dan santun, bahwa cintamu padanya dengan menaati Allah penciptanya”
Aku kan gak bebas ke mana-mana, gak bisa nongkrong, clubbing, gosip, kan malu sama baju! | “Bukankah itu perubahan baik?”
Itu kan nggak wajib dalam Islam!? | “Kalo nggak wajib, ngapain Rasul perintahin semua wanita Muslim nutup aurat?”
Kasi aku waktu supaya aku yakin jilbaban dulu | “Yakin itu akan diberikan Allah kalo kita sudah mau mendekat, yakin deh”.

(DAILYNOMOUS.ME)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar