#HijabStories “Maafkan Aku”
“Banyak orang di luar Islam yang kagum dan tertarik kepada
Islam karena kemurnian ajaran ketuhanannya, keautentikan dan rasionalitas Al
Quran, sifat nabi Muhammad, menjauhi alkohol, memakan makanan halal, memakai
pakaian yang menutup aurat, zakat, sholat dan lain sebagainya, yang kesemuanya
itu tidak berhenti hanya pada tataran pengetahuan saja namun yang terlebih
penting adalah pelaksanaannya.” ― Nailal Fahmi
Di
sebuah perjalanan menuju sudut kota itu, berjajaran bangunan emporium
klasik yang indah menghipnotis pandangan. Sebut saja, Jhon, Karin, Samuel
berdiri bergelantungan di atas tram berwarna kuning. Tidak terlalu berdesakan,
namun bangku sudah terisi penuh, sehingga mereka bertiga berdiri. Karin agak
sedikit menjauh, dan Samuel dan Jhon berdekatan dan saling berdiskusi.
Jhon
adalah seseorang yang telah lama bergelut dalam jurnalistik maupun dunia start
up media, mungkin karena kejenuhannya hingga ia akhirnya memilih jalan lain
dalam balutan spiritual. Ia dapatkan ketentraman itu dalam islam, perubahan
hidupnya membuat orang-orang di sekitarnya acapkali mengerutkan dahi, mungkin
berkata “Kenapa jadi seperti itu”.
Sedang
Samuel adalah seorang profesional muda yang bergerak di bidang bisnis
multimedia. Pemuda katolik itu telah lama menjadi sahabat Jhon, namun ia sangat
tahu apa yang telah di jalani Jhon. Dan tentu Samuel juga paham kenapa dua
temannya itu yang dulu bersama-sama belajar di bawah naungan yayasan katolik
berubah hidupnya. Hingga Tak hanya Jhon, Karin juga jatuh cinta dengan islam.
Karin,
seorang wanita cantik berdarah eurosia adalah seorang model cantik yang luar
biasa kecantikannya. Dengan postur tubuh yang aduhai, kulit yang putih, mata
yang indah serta rambut hitam pekat yang membuat nyanar mata, dan tinggi
semampainya wanita itu, sempurna. Bahkan ia akan terlihat cantik tanpa make up,
menjadi biasa-biasa saja pun itu terlihat cantik, dan balutan kostum model yang
sering ia kenakan, serta glamornya style yang menjadi ciri kasnya, membuatnya
tepat disebut wanita metropolis.
“Masha
Allah, bagaimana ini bisa terjadi? Harusnya aku kenakan juga gloves panjang itu
dan terusan lengan – bukan yang pendek!” Terdengar suara wanita yang heboh.
Para penumpang tram juga menolehkan pandangan, mengarahkan matanya pada sosok
wanita yang terlihat heboh itu.
Samuel
dan Jhon juga menolehkan pandangannya. Dan ternyata, suara itu adalah suara
Karin. Ia terlihat sibuk dengan rapalannya. Terlihat ada masalah pada
sahabatnya itu. Samuel dan Jhon lantas mendekati Karin yang tengah sibuk dan
terlihat berceracau terhadap lengannya sendiri.
“Hei,
nona ada apa? Manyun – manyun dan buat heboh sendiri” sahut Samuel.
“Iya,
kenapa kamu …” sahut Jhon juga.
“Entah
bagaimana aku menebus kesalahan ini kepada Allah. Saat aku bergelantungan di
tram ini, lengan kananku tersingkap, dan aku merasa berdosa. Aku takut Allah
murka padaku, saat lengan ini harusnya tak tersingkap dan terlihat oleh orang
di sekelilingku. Aku kira penutup wajahku (niqab) ini sudah cukup membuatku
aman, namun aku lalai saat aku lupa memaka gloves panjang terusan di lengan,
aku hanya kenakan yang pendek.
Ya,
Allah. Bagaimana aku Engkau maafkan? Aku tidak ingin berkhianat akan janjiku
untuk menyudahi kejahiliyahanku, Ya Rabb.” karin berceracau seperti itu,
matanya terlihat basah. Dari balik hijab dan niqabnya matanya berbicara
penyesalan lewat tetesan air matanya.
“Hei,
Jhon! Kau tahu? Dia dulu adalah seorang super model, kan?” Sahut Samuel, dan
Jhon terdiam sambil menganggukkan kepala.
Jhon
berucap pelan saja, “Ya Rabb, Engkaulah alasan semua kehidupan ini. Engkaulah
penjelasan atas semua kehidupan ini. Perasaan itu datang dariMu. Semua perasaan
itu juga akan kembali kepadaMu. Kami hanya menerima titipan. Dan semua itu ada
sungguh karenaMu… Katakanlah wahai semua pencinta di dunia. Katakanlah ikrar
cinta itu hanya karenaNya. Katakanlah semua kehidupan itu hanya karena Allah.
Katakanlah semua getar-rasa itu hanya karena Allah.”
…………………………
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia
adalah wanita yang shalihah.” (HR. Imam Muslim)
Saya
nggak mau jilbaban! Jilbaban itu kuno | “Lha, itu zaman flinstones, lebih kuno
lagi, nggak pake jilbab” Tapi kan itu hal kecil,
kenapa
jilbaban harus dipermasalahin?! | “Yang besar2 itu semua awalnya dari perkara
kecil yang diremehkan”
Yang
penting kan hatinya baik, bukan lihat dari jilbabnya, fisiknya! | “trus ngapain
salonan tiap minggu? make-upan? itu kan fisik? Dan Islam meyakini bahwa iman
itu bukan hanya perkara hati, namun juga ditunjukkan dalam fisik atau amalan
lahiriyah. Hati pun cerminan dari lahiriyah. Jika lahiriyah rusak, maka
demikianlah hatinya”
Jilbaban
belum tentu baik | “Betul, yang jilbaban aja belum tentu baik, apalagi yang …
(isi sendiri)”
Saya
kemarin lihat ada yang jilbaban mencuri! | “So what? yang nggak jilbaban juga
banyak yang mencuri, gak korelasi kali”
Artinya
lebih baik jilbabin hati dulu, buat hati baik! | “Yup, ciri hati yang baik
adalah jilbabin kepala dan tutup aurat”
Kalo
jilbaban masih maksiat gimana? dosa kan? | “Kalo nggak jilbaban dan maksiat
dosanya malah dua . Malah nggak jilbaban itu dosa besar. ″
Jilbaban
itu buat aku nggak bebas! | “Oh, berarti lipstick, sanggul, dan ke salon itu
membebaskan ya?”
Aku
nggak mau dibilang fanatik dan ekstrimis! | “Nah, sekarang kau sudah fanatik
pada sekuler dan ekstrim tidak mau taat”
Kalo
aku pake jilbab, nggak ada yang mau sama aku!? | “Banyak yang jilbaban dan
mereka nikah kok”
Kalo
calon suamiku gak suka gimana? | “Berarti dia tak layak, bila didepanmu dia tak
taat Allah, siapa menjamin dibelakangmu dia jujur? Dan ingatlah al khobitsaatu
lil khobitsiin, perempuan rusak ditakdirkan dengan lelaki yang sama. Demikian
sebaliknya.”
Susah
cari kerja kalo pake jilbab! | “Lalu enggan taat pada perintah Allah demi
kerja? emang yang kasih rizki siapa sih? Bos atau Allah? Dan asalnya wanita itu
berdiam di rumah: wa qorna fii buyutikunna (menetaplah kalian di rumah-rumah
kalian)”
Ngapa
sih agama cuma diliat dari jilbab dan jilbab? | “Sama aja kayak sekulerisme
melihat wanita hanya dari paras dan lekuk tubuh”
Aku
nggak mau diperbudak pakaian arab! | “Ini simbol ketaatan pada Allah, justru
orang arab dulu (di zaman jahiliyah) gak pake jilbab. Syari’at jilbab ini untuk
seluruh wanita, bukan hanya Arab sebagaimana ditegaskan dalam surat Al Ahzab
ayat 59: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka”.”
Jilbab
cuma akal-akalan lelaki menindas wanita | “Perasaan yang ngadain miss universe
laki2 deh, yang larang jilbab di prancis juga alaki-laki″
Aku
nggak mau dikendalikan orang tentang apa yang harus aku pake! | “Sayangnya
sudah begitu, tv, majalah, sinetron, kendalikan fashionmu”
Jilbab
kan bikin panas, pusing, ketombean | “Jutaan orang pake jilbab, nggak ada
keluhan begitu, mitos aja”
Apa
nanti kata orang kalo aku pake jilbab?! | “Katanya tadi jadi diri sendiri,
nggak peduli kata orang laen…”
Jilbab
kan nggak gaul?! | “Lha mbak ini mau gaul atau mau menaati Allah?”
Aku
belum pengalaman pake jilbab! | “Pake jilbab itu kayak nikah, pengalaman tidak
diperlukan, keyakinan akan nyusul”
Aku
belum siap pake jilbab | “Kematian juga nggak akan tanya kamu siap atau belum
dear”
Mamaku
bilang jangan terlalu fanatik! | “Bilang ke mama dengan lembut dan santun,
bahwa cintamu padanya dengan menaati Allah penciptanya”
Aku
kan gak bebas ke mana-mana, gak bisa nongkrong, clubbing, gosip, kan malu sama
baju! | “Bukankah itu perubahan baik?”
Itu
kan nggak wajib dalam Islam!? | “Kalo nggak wajib, ngapain Rasul perintahin
semua wanita Muslim nutup aurat?”
Kasi
aku waktu supaya aku yakin jilbaban dulu | “Yakin itu akan diberikan Allah kalo
kita sudah mau mendekat, yakin deh”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar