Kamis, 23 Oktober 2014

Catatan kamis pagi yang penuh berkah

Catatan kamis pagi yang penuh berkah

Kita tidak pernah tahu bagaimana cara Tuhan mempertemukan kita dengan kematian. Mungkin akan sangat menyakitkan hingga air mata tiada henti mengalir dari pelupuk mata namun bisa jadi itu sangat menyenangkan dan membawa rasa damai dan lega ketika kita berjumpa dengannya.
Tidak ada yang tahu pasti kapan kematian itu akan datang. Di mana ketika kematian itu menjemput dan seperti apa tampang dan keadaan ketika ia menyapa di detik nafas terakhir kita. No one know, tidak aku, kau atau mereka. Itu mutlak menjadi rahasia Tuhan.
Terkadang terbersit keinginan untuk menyudahi kehidupan di dunia ini. Ingin segera pergi dari semua hal yang memusingkan dan menyesakkan dada. Namun ketika keinginan itu telah sampai pada puncaknya, aku tertegun. Sudahkah aku siap? Apakah bekalku telah cukup? Kurasa memang bekalku jauh dari cukup.
Selama ini memang aku selalu mementingkan kehidupan yang nyata di depan mataku tanpa mempedulikan kehidupan lain, yang kata mereka lebih hakiki dan lebih nikmat. Benarkah? Entahlah, aku sendiri pun tidak tahu.
Aku terbuai dengan pernak-pernik dan perhiasaan dunia yang menyilaukan mata dan hati hingga aku benar-benar alpha. Semua itu sangat menggiurkan, apakah salah jika aku menginginkannya?
Ada yang bilang, untuk mendapatkan keindahan dunia dan kenikmatan akhirat harus menggunakan ilmu. Dengan ilmu semua bisa didapatkan. Tapi eh tapi harus diseimbangkan dengan keimanan kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Keseimbangan akan menciptakan keselarasan dalam hidup.
Sering aku bertanya pada diriku sendiri. Kehidupan macam apa yang ingin aku jalani? Kisah seperti apa yang ingin aku lakoni? Pertanyaan demi pertanyaan itu sangat menggangguku. Membuatku tidak jenak.
Semakin aku bertanya semakin tidak kutemukan jawaban. Dunia seakan acuh pada kegelisahanku. Atau mungkin ia juga sama gelisahnya sepertiku? Ya mungkin saja.
Lihatlah, betapa dunia semakin semrawut, tidak beraturan. Alam semakin bertambah tua dan manusia semakin berulah dengan ide-ide gilanya yang mereka cetuskan demi hanya dan untuk kepentingan mereka sendiri. Manusia lupa bahwa mereka tidak hidup sendiri. Ada makhluk lain di dunia ini. Tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dan hewan yang punya hak untuk melangsungkan hidup sama seperti manusia tapi kenapa manusia begitu egois dan selalu ingin menang sendiri? Semakin jelaslah sifat dasar manusia itu, serakah. Astaghfirullah …
"Tidak Kuciptakan manusia dan jin selain hanya untuk beribadah kepada-Ku."
Kalimat kalam itu membuatku tersadar akan tujuan hidupku. Yakni beribadah hanya kepada-Nya. Dia yang menguasai langit, bumi dan apa yang  ada diantara keduanya.
Tuhan, aku tahu bahwa aku bukanlah manusia yang sempurna. Aku sering dan selalu melakukan dosa kecil maupun besar. Namun aku tahu Tuhan, bahwa sifat Rahiim-Mu jauh lebih besar dibanding benci-Mu kepadaku, hamba-Mu yang penuh dengan lumpur dosa.
Tuhan, aku tahu jika aku masih sering dan selalu menyalahi aturan yang Kau buat. Namun sifat Ghofur-Mu yang tidak terhinggalah membuatku selalu berprasangka baik bahwa Kau akan membukakan pintu maaf-Mu untukku.
Tuhan, bimbinglah langkahku. Tuntunlah jalanku. Agar aku selalu berada dalam rahmat dan lindungan-Mu. Tidak ada hal yang amat aku inginkan selain meminta cinta tulus dari-Mu Tuhan.
Wahai Tuhanku, berikanlah kepadaku kebaikan di dunia dan juga kebaikan di akhirat serta selamatkanlah aku dari siksa api neraka yang menyala-nyala. Aamiin.

 Kudus, 23 Oktober 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar