Sabtu, 16 Agustus 2014

Cerpen : Cantik Dari Hati


Cantik Dari Hati
Oleh : Nuril Islam

“Aaaaaaaa!” Rina berteriak keras dari dalam kamarnya, membuat heboh seisi rumah.
Mama Rina berlari menuju kamar Rina. Kemudian mengetok pintu kamar Rina.
“Rina? Ini Mama. Kamu kenapa?”
“Aaaaaaa!” Rina terus berteriak tidak jelas.
“Rin? kamu kenapa? buka pintunya Rin? Rina. Keluar sayang.”
Terdengar seseorang membuka pintu kamar.
Kreeek
Rina keluar dengan wajah bersimpah air mata. Kedua tangannya mengatup menutup hidungnya.
“Kamu kenapa? Lha, ini kenapa hidungnya di tutup? kamu sakit?” tanya Mama Rina bertubi-tubi.
Rina menggelengkan kepalanya. Sesenggukan ia menjawab.
“Rina nggak sakit Ma tapi…ini.”
Rina menurunkan kedua tangannya. Menunjuk benjolan kecil di atas hidung mungilnya.
“Rina jerawatan Ma. Rina nggak mau sekolah,” ucap Rina lagi.
“Rina, kamu bikin Mama panik saja. Jerawatan di usia kamu itu biasa Rin dan kamu harus tetap sekolah. Sekarang kamu mandi, ganti baju, setelah itu sarapan. Mama tunggu di meja makan.” Mama Rina membalik badan kembali ke meja makan.
Dengan muka dongkol bin mangkel, Rina kembali ke kamarnya. Melaksanakan apa yang disuruh Mamanya.
“Tapi Rina malu Ma. Nanti kalau teman-teman Rina lihat gimana? Rina nggak masuk aja ya Ma?” Rina merajuk.
“Nggak. Itu hanya jerawat Rina tidak perlu diperbesar.”
“Dasar anak manja. Emang udah dasarnya jelek jadi mau gimana juga tetep jelek, hahaha,” Aldo, kakak Rina ikut angkat bicara.
“Kakak!”
Atas saran Mamanya, Rina membawa sapu tangan untuk menutupi jerawat yang bertengger tanpa dosa di muka cantiknya.
“Rin, kamu udah tahu belum kabar tentang Sinta?” Dewi, teman sebangkunya mendekati Rina.
“Belum, dia menang lomba modelling lagi?” jawab Rina asal.
“Bukan Rin. Ini lebih heboh dari itu. Kemarin mobil Sinta kecelakaan di jalan tol dan kabarnya sebelah wajahnya itu terbakar. Kasihan ya.”
Sinta kecelakaan? dan sebelah wajahnya terbakar?
Dibandingkan dengan luka yang dialami Sinta, jerawat di wajah Rina tentu tidak ada apa-apanya. Jerawat akan segera hilang namun luka bakar tentu sulit untuk disembuhkan. Rina teringat kata-kata Mamanya tadi pagi.
“Rina, kecantikan yang hakiki itu kecantikan yang terpancar dari dalam hati bukan apa yang terlihat oleh mata. Kamu tidak perlu malu dengan jerawat kamu. Itu hanya satu jerawat Rina. Nanti juga akan hilang. Tengoklah di luar sana. Banyak orang yang memiliki fisik yang tidak lengkap tapi tetap semangat menjalani harinya dan  kita yang memiliki fisik yang lengkap dan sehat seharusnya bisa semangat seperti mereka. Tidak menjadikan kekurangan sebagai beban.”
“Begitu banyak nikmat Tuhan yang hingga detik ini masih kita nikmati. Nikmat hidup, nikmat sehat. Untuk itu syukuri apapun yang telah Tuhan berikan pada kita.”
Lama Rina terdiam. Merenungkan kata-kata Mamanya.
“Wi, sepulang sekolah nanti kita menjenguk Sinta yuk,” ucap Rina kemudian.
Dewi mengangguk setuju.
[*]
Kudus, 16 Agustus 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar