Cantik Dari Hati
Oleh : Nuril Islam
“Aaaaaaaa!” Rina berteriak keras dari dalam kamarnya, membuat heboh
seisi rumah.
Mama Rina berlari menuju kamar Rina. Kemudian mengetok pintu kamar
Rina.
“Rina? Ini Mama. Kamu kenapa?”
“Aaaaaaa!” Rina terus berteriak tidak jelas.
“Rin? kamu kenapa? buka pintunya Rin? Rina. Keluar sayang.”
Terdengar seseorang membuka pintu kamar.
Kreeek
Rina keluar dengan wajah bersimpah air mata. Kedua tangannya mengatup
menutup hidungnya.
“Kamu kenapa? Lha, ini kenapa hidungnya di tutup? kamu sakit?” tanya
Mama Rina bertubi-tubi.
Rina menggelengkan kepalanya. Sesenggukan ia menjawab.
“Rina nggak sakit Ma tapi…ini.”
Rina menurunkan kedua tangannya. Menunjuk benjolan kecil di atas
hidung mungilnya.
“Rina jerawatan Ma. Rina nggak mau sekolah,” ucap Rina lagi.
“Rina, kamu bikin Mama panik saja. Jerawatan di usia kamu itu biasa
Rin dan kamu harus tetap sekolah. Sekarang kamu mandi, ganti baju, setelah itu
sarapan. Mama tunggu di meja makan.” Mama Rina membalik badan kembali ke meja
makan.
Dengan muka dongkol bin mangkel, Rina kembali ke kamarnya.
Melaksanakan apa yang disuruh Mamanya.
“Tapi Rina malu Ma. Nanti kalau teman-teman Rina lihat gimana? Rina
nggak masuk aja ya Ma?” Rina merajuk.
“Nggak. Itu hanya jerawat Rina tidak perlu diperbesar.”
“Dasar anak manja. Emang udah
dasarnya jelek jadi mau gimana juga tetep jelek, hahaha,” Aldo, kakak Rina
ikut angkat bicara.
“Kakak!”
Atas saran Mamanya, Rina membawa sapu tangan untuk menutupi jerawat
yang bertengger tanpa dosa di muka cantiknya.
“Rin, kamu udah tahu belum kabar tentang Sinta?” Dewi, teman
sebangkunya mendekati Rina.
“Belum, dia menang lomba modelling lagi?” jawab Rina asal.
“Bukan Rin. Ini lebih heboh dari itu. Kemarin mobil Sinta kecelakaan
di jalan tol dan kabarnya sebelah wajahnya itu terbakar. Kasihan ya.”
Sinta kecelakaan? dan sebelah wajahnya terbakar?
Dibandingkan dengan luka yang dialami Sinta, jerawat di wajah Rina
tentu tidak ada apa-apanya. Jerawat akan segera hilang namun luka bakar tentu
sulit untuk disembuhkan. Rina teringat kata-kata Mamanya tadi pagi.
“Rina, kecantikan yang hakiki itu kecantikan yang terpancar dari dalam
hati bukan apa yang terlihat oleh mata. Kamu tidak perlu malu dengan jerawat
kamu. Itu hanya satu jerawat Rina. Nanti juga akan hilang. Tengoklah di luar
sana. Banyak orang yang memiliki fisik yang tidak lengkap tapi tetap semangat
menjalani harinya dan kita yang memiliki
fisik yang lengkap dan sehat seharusnya bisa semangat seperti mereka. Tidak
menjadikan kekurangan sebagai beban.”
“Begitu banyak nikmat Tuhan yang hingga detik ini masih kita nikmati.
Nikmat hidup, nikmat sehat. Untuk itu syukuri apapun yang telah Tuhan berikan
pada kita.”
Lama Rina terdiam. Merenungkan kata-kata Mamanya.
“Wi, sepulang sekolah nanti kita menjenguk Sinta yuk,” ucap Rina
kemudian.
Dewi mengangguk setuju.
[*]
Kudus, 16 Agustus
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar