Biji Ajaib
Oleh : Nuril
Islam
Suatu hari di pagi yang
cerah, Pak kelinci berjalan menyusuri jalan desa. Wajahnya sangat cerah
mengalahkan cerahnya langit pagi. Pak kelinci hendak ke pasar. Hari ini ia
panen besar. Semua benih yang ia tanam tumbuh dengan subur.
Di tengah jalan, Pak
kelinci bertemu dengan si kura-kura. Si kura-kura terheran-heran melihat wajah
Pak kelinci yang terlihat sangat bahagia. Didekatinya Pak kelinci.
“Selamat pagi Pak
kelinci.” sapa si kura-kura ramah.
“Selamat pagi
kura-kura.” jawab Pak kelinci tak kalah ramah.
“Wah, sepertinya Pak
kelinci sedang bahagia sekali hari ini.” kata si kura-kura.
“Iya, kamu benar
kura-kura. Aku hari sangat bahagia karena benih yang aku tanam kemarin telah
berbuah lebat dan lihatlah buah-buah yang aku bawa. Besar dan juga segar.”
jawab Pak kelinci.
“Hebat sekali. Biji
buah itu pasti ajaib. Dalam waktu satu malam saja bisa tumbuh dengan cepat.”
kata si kura-kura.
“Hahaha, mungkin kau
benar kura-kura. Aku sangat beruntung bisa mendapatkan biji itu.” jawab Pak
kelinci.
Pak kelinci pun pamit.
Ia harus segera membawa buah-buahnya ke pasar. Tinggallah si kura-kura sendiri.
“Aku harus memiliki
biji ajaib itu.” gumam si kura-kura.
Si kura-kura pun
membuntuti Pak kelinci. Diikutinya ke mana pun Pak kelinci pergi. Hingga
sampailah mereka di rumah Pak kelinci.
“Mungkin di sana Pak
kelinci menyimpan biji ajaib itu.” Si kura-kura menunjuk gudang kecil milik Pak
kelinci. Tanpa pikir panjang si kura-kura pun segera masuk ke dalam gudang dan
mengambil biji ajaib itu.
“Akhirnya, aku
mendapatkan biji ajaib itu. Sebentar lagi aku akan punya banyak buah yang besar
dan segar seperti milik Pak kelinci.” Si kura-kura tertawa senang. Digenggamnya
erat-erat biji ajaib itu. Dan ia pun segera pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah,
si kura-kura segera menanam biji ajaib itu di halaman rumahnya. Digalinya
lubang dan di tanamnya biji-biji itu di sana.
“Nah, biji ajaib,
tumbuh dan berbuahlah yang banyak.” kata si kura-kura. Kemudian si kura-kura
masuk ke dalam rumah. Menikmati secangkir coklat panas kesukaannya.
Keesokan harinya. Si
kura-kura bangun dengan wajah ceria. Telah terbayang halaman rumahnya dipenuhi
dengan buah-buahan yang besar dan segar. Si kura-kura tersenyum sendiri
membayangkan hal itu. Namun wajah si kura-kura menjadi murung setelah ia
melihat halaman rumah miliknya.
“Kenapa biji-biji itu
tidak tumbuh? Kenapa buah-buah itu tidak ada? Pak kelinci pasti berbohong.”
ucap si kura-kura geram. Si kura-kura pun pergi menuju rumah Pak kelinci dengan
menahan marah dan kesal.
“Pak kelinci pembohong.
Pak kelinci bilang biji ini ajaib. Pak kelinci bilang biji ini menumbuhkan
buah-buahan yang banyak. Tapi apa? Pak kelinci pembohong.” ucap si kura-kura
kesal. Pak kelinci bingung. Ia tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan si
kura-kura.
“Kura-kura, apa yang
kamu bicarakan? Biji? Biji apa yang kamu maksud?” tanya Pak kelinci.
“Biji ajaib. Biji itu
tidak ajaib. Pak kelinci membohongiku.” ucap kura-kura lagi.
Ups! kura-kura
keceplosan.
Wajah kura-kura berubah
dari merah karena marah menjadi merah karena malu.
“Biji ajaib? Dari mana
kamu mendapatkan biji-biji itu? Apakah kamu mengambilnya dari gudangku
kura-kura?” tanya Pak kelinci.
“Em…mmm,
sebenarnya…sebenarnya aku…ma…maafkan aku Pak kelinci. Aku memang mengambil
diam-diam biji ajaib itu dari gudang Pak kelinci.” kata si kura-kura tergagap.
“Biji itu biji biasa
seperti halnya biji yang lain kura-kura. Biji itu akan berubah menjadi ajaib
manakala kau menanam dan merawatnya dengan baik dan itu tidak mudah kura-kura.
Kau harus bekerja keras untuk itu. Kau harus rajin menyiram, memupuknya,
mencabuti rumput yang mengganggu, dan melindunginya dari gangguan hewan. Hanya
pekerja keras yang akan menuai keberhasilan.”
“Dan kenapa kau harus mengambil
biji itu diam-diam, kura-kura? Kalau kau menemuiku, aku akan dengan senang hati
memberikan sebagian biji itu untukmu.”
“Maafkan aku Pak
kelinci.” ucap kura-kura.
Pak kelinci mengajak
kura-kura menuju halaman belakang rumahnya. Kura-kura terkagum melihat halaman
rumah Pak kelinci. Halaman itu penuh dengan buah-buahan yang mulai masak. Buah
apel, jeruk, strawberry dan masih banyak lagi.
“Waaah, banyak sekali
Pak kelinci.” kata si kura-kura.
Pak kelinci mengangguk
takzim kemudian berkata, “Aku yakin kau pun bisa kura-kura. Kau harus bekerja
keras dan tekun.”
Sejak saat itu
kura-kura berjanji pada Pak kelinci dan dirinya sendiri untuk bekerja keras dan
tekun dalam mengerjakan sesuatu. Tidak malas-malasan lagi dan perlahan
menghilangkan kebiasaan buruknya. Diingatnya selalu pesan Pak kelinci bahwa untuk
meraih kesuksesan seseorang harus bekerja keras, tekun dan tidak mudah
menyerah.
[*]
Kudus,
11 Juli 2014
Hikmah
: Untuk mencapai sesuatu seseorang harus berusaha dan
bekerja keras. Rasa malas akan menjauhkan seseorang dari kesuksesan.
(Juara 1 Lomba Menulis Cerita Anak untuk kategori pendidikan karakter, Istana Dongeng)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar