Senin, 11 Agustus 2014

Cerita Anak, Biji Ajaib



Biji Ajaib
Oleh : Nuril Islam
Suatu hari di pagi yang cerah, Pak kelinci berjalan menyusuri jalan desa. Wajahnya sangat cerah mengalahkan cerahnya langit pagi. Pak kelinci hendak ke pasar. Hari ini ia panen besar. Semua benih yang ia tanam tumbuh dengan subur.
Di tengah jalan, Pak kelinci bertemu dengan si kura-kura. Si kura-kura terheran-heran melihat wajah Pak kelinci yang terlihat sangat bahagia. Didekatinya Pak kelinci.
“Selamat pagi Pak kelinci.” sapa si kura-kura ramah.
“Selamat pagi kura-kura.” jawab Pak kelinci tak kalah ramah.
“Wah, sepertinya Pak kelinci sedang bahagia sekali hari ini.” kata si kura-kura.
“Iya, kamu benar kura-kura. Aku hari sangat bahagia karena benih yang aku tanam kemarin telah berbuah lebat dan lihatlah buah-buah yang aku bawa. Besar dan juga segar.” jawab Pak kelinci.
“Hebat sekali. Biji buah itu pasti ajaib. Dalam waktu satu malam saja bisa tumbuh dengan cepat.” kata si kura-kura.
“Hahaha, mungkin kau benar kura-kura. Aku sangat beruntung bisa mendapatkan biji itu.” jawab Pak kelinci.
Pak kelinci pun pamit. Ia harus segera membawa buah-buahnya ke pasar. Tinggallah si kura-kura sendiri.
“Aku harus memiliki biji ajaib itu.” gumam si kura-kura.
Si kura-kura pun membuntuti Pak kelinci. Diikutinya ke mana pun Pak kelinci pergi. Hingga sampailah mereka di rumah Pak kelinci.
“Mungkin di sana Pak kelinci menyimpan biji ajaib itu.” Si kura-kura menunjuk gudang kecil milik Pak kelinci. Tanpa pikir panjang si kura-kura pun segera masuk ke dalam gudang dan mengambil biji ajaib itu.
“Akhirnya, aku mendapatkan biji ajaib itu. Sebentar lagi aku akan punya banyak buah yang besar dan segar seperti milik Pak kelinci.” Si kura-kura tertawa senang. Digenggamnya erat-erat biji ajaib itu. Dan ia pun segera pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, si kura-kura segera menanam biji ajaib itu di halaman rumahnya. Digalinya lubang dan di tanamnya biji-biji itu di sana.
“Nah, biji ajaib, tumbuh dan berbuahlah yang banyak.” kata si kura-kura. Kemudian si kura-kura masuk ke dalam rumah. Menikmati secangkir coklat panas kesukaannya.
Keesokan harinya. Si kura-kura bangun dengan wajah ceria. Telah terbayang halaman rumahnya dipenuhi dengan buah-buahan yang besar dan segar. Si kura-kura tersenyum sendiri membayangkan hal itu. Namun wajah si kura-kura menjadi murung setelah ia melihat halaman rumah miliknya.
“Kenapa biji-biji itu tidak tumbuh? Kenapa buah-buah itu tidak ada? Pak kelinci pasti berbohong.” ucap si kura-kura geram. Si kura-kura pun pergi menuju rumah Pak kelinci dengan menahan marah dan kesal.
“Pak kelinci pembohong. Pak kelinci bilang biji ini ajaib. Pak kelinci bilang biji ini menumbuhkan buah-buahan yang banyak. Tapi apa? Pak kelinci pembohong.” ucap si kura-kura kesal. Pak kelinci bingung. Ia tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan si kura-kura.
“Kura-kura, apa yang kamu bicarakan? Biji? Biji apa yang kamu maksud?” tanya Pak kelinci.
“Biji ajaib. Biji itu tidak ajaib. Pak kelinci membohongiku.” ucap kura-kura lagi.
Ups! kura-kura keceplosan.
Wajah kura-kura berubah dari merah karena marah menjadi merah karena malu.
“Biji ajaib? Dari mana kamu mendapatkan biji-biji itu? Apakah kamu mengambilnya dari gudangku kura-kura?” tanya Pak kelinci.
“Em…mmm, sebenarnya…sebenarnya aku…ma…maafkan aku Pak kelinci. Aku memang mengambil diam-diam biji ajaib itu dari gudang Pak kelinci.” kata si kura-kura tergagap.
“Biji itu biji biasa seperti halnya biji yang lain kura-kura. Biji itu akan berubah menjadi ajaib manakala kau menanam dan merawatnya dengan baik dan itu tidak mudah kura-kura. Kau harus bekerja keras untuk itu. Kau harus rajin menyiram, memupuknya, mencabuti rumput yang mengganggu, dan melindunginya dari gangguan hewan. Hanya pekerja keras yang akan menuai keberhasilan.”
“Dan kenapa kau harus mengambil biji itu diam-diam, kura-kura? Kalau kau menemuiku, aku akan dengan senang hati memberikan sebagian biji itu untukmu.”
“Maafkan aku Pak kelinci.” ucap kura-kura.
Pak kelinci mengajak kura-kura menuju halaman belakang rumahnya. Kura-kura terkagum melihat halaman rumah Pak kelinci. Halaman itu penuh dengan buah-buahan yang mulai masak. Buah apel, jeruk, strawberry dan masih banyak lagi.
“Waaah, banyak sekali Pak kelinci.” kata si kura-kura.
Pak kelinci mengangguk takzim kemudian berkata, “Aku yakin kau pun bisa kura-kura. Kau harus bekerja keras dan tekun.”
Sejak saat itu kura-kura berjanji pada Pak kelinci dan dirinya sendiri untuk bekerja keras dan tekun dalam mengerjakan sesuatu. Tidak malas-malasan lagi dan perlahan menghilangkan kebiasaan buruknya. Diingatnya selalu pesan Pak kelinci bahwa untuk meraih kesuksesan seseorang harus bekerja keras, tekun dan tidak mudah menyerah.
[*]
Kudus, 11 Juli 2014

Hikmah : Untuk mencapai sesuatu seseorang harus berusaha dan bekerja keras. Rasa malas akan menjauhkan seseorang dari kesuksesan.

(Juara 1 Lomba Menulis Cerita Anak untuk kategori pendidikan karakter, Istana Dongeng)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar